Bukan warisan, jabatan atau harta melimpah sebagai modal yang menjadi pintu rejeki. Fatamorgana yang nyata. Warisan bisa habis tanpa terasa, jabatan bisa melorot tanpa disadari, modal melimpah bisa tertukar menjadi rugi. Tidak ada yang bisa menolak jika Allah berkehendak.
Mengapa begitu pongah dengan pintu-pintu yang belum tentu menuju ke ruang kebahagiaan. Terlihat begitu mewah bertahtakan berlian padahal hanya memberikan ruang kegelapan. Begitu berkilau berlapiskan emas padahal hanya ruang penuh jurang.
Jangan mudah tertipu dengan pintu-pintu yang belum tentu benar. Jebakan selalu dibuat seindah mungkin. Allah tidak ingin menyesatkan seorang hamba tapi pasti ingin menguji seberapa besar cinta seorang hamba. Apa hanya sebatas segenggam berlian atau selapis emas.
Pintu-pintu rejeki dipoles cantik dengan kesederhanaan dan kedermawanan. Lapisan syukur yang begitu tebal sehingga tak mudah diperlihatkan. Namun, setiap insan telah disediakan masing-masing pintunya. Entah sebuah atau puluhan. Hanya Allah yang berhak menentukan karena hanya Allah pula yang maha tahu seberapa besar kekuatan seorang hamba. Bukankah Allah tidak pernah menginginkan hamba-Nya tersesat?
Dia selalu memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.
Subhanallah.
Komentar
Posting Komentar