Kenapa yah mendidik anak itu tidak semudah membalikkan telapak tangan? Seringkali pertanyaan itu muncul di otakku saat menghadapi anak-anak yang menuntut perhatian lebih. Nasehat apa yang mudah dipahami, mudah dijalankan dan terlihat hasilnya secara nyata. Bukti sangat penting bagi seorang anak. Ilham pun datang tepat ketika dibutuhkan.Nasehat ringan untuk anak agar merubah sikapnya dengan sukarela dan bahagia.
Pagi hari sebelum aku memulai pelajaran, aku menantang anak didikku untuk tidak mandi kalau pergi ke sekolah. Serentak mereka menolak jijik.
"Lho kenapa?" tanyaku pura-pura heran. Beragam jawaban saling bersahutan tidak jelas. Kebanyakan dengan badan merosot ke belakang dan raut wajah heran sambil geleng-geleng.
"Bau Bu, jijik Bu, endak Bu." sebagian besar langsung berkomentar demikian. Sementara yang lain walau tidak bersuara tapi gestur badannya jelas, menolak.
Kenapa anak-anak serentak menolak? Jawabannya sederhana karena terbiasa.Pepatah Jawa mengungkapkan "Witing tresno jalaran saka kulino" yang artinya cinta datang karena terbiasa. Tidak terbatas pada cinta antara dua insan. Cinta ini lebih luas. Cinta pada pekerjaan, cinta pada kegiatan, cinta pada hal yang dibiasakan.
Seseorang yang terbiasa bekerja dan menikmati pekerjaannya akan merasa hampa jika suatu saat terpaksa harus berhenti dari pekerjaannya. Sudah cinta karena terbiasa, ketika terpisah merasa ada yang salah. Itulah penekanan nasihat tentang melatih kebiasaan. Harapannya dengan terbiasa segala pekerjaan menjadi lebih mudah. Kok bisa?
Kemudahan itu akan muncul dengan sendirinya karena dengan terbiasa seringkali segala pekerjaan diselesaikan dengan sukarela bahkan tanpa sadar. Jika sudah begini bisa dikatakan kebiasaannya sudah mendarah daging, membudaya.
Tentu saja kuarahkan anak didikku untuk mencari kebiasaan-kebiasaan yang baik. Tentu saja kusarankan mereka untuk berlatih hal yang baik. Berlatih patuh pada orang tua, berlatih bersikap sopan, berlatih bertanggung jawab dan berlatih yang baik-baik lainnya.
Untuk yang buruk, tentu saja harus dihindari walau hanya hal sepele agar tidak menjadi kebiasaan.
Pilihan diserahkan kepada manusianya. Mau terbiasa berbuat baik atau buruk. Mau mudah berbuat baik atau buruk. Semua tergantung pada latihan yang selalu dilakukan agar menjadi kebiasaan.
Sebenarnya ini bukan hanya nasehat untuk mereka. Ini nasehat untukku juga. Sambil menyelam minum air. Itulah alasanku berbahagia dengan pekerjaan ini. Sambil mengajar aku belajar. Sambil mendidik aku terdidik. Sambil mengingatkan aku diingatkan.
Mari melatih kebiasaan...
Komentar
Posting Komentar