Mata kita hanya mampu melihat yang nyata. Seseorang dikatakan bahagia jika dia tertawa. Seseorang menangis ketika terdera derita. Seseorang pasti kaya jika berlimpahkan harta. Seseorang dicap menderita ketika dia tak memiliki banyak rupiah atau terdera musibah.
Itulah kenyataan yang mampu dilihat mata. Semua hanya berdasarkan prasangka yang belum tentu benarnya. Senyum bahagia untuk menutupi duka yang dalam atau menangis dalam rasa syukur yang terlalu besar. Tak mudah terlihat dengan mata lahir.
Kuncinya hanyalah selalu berprasangka baik kepada Sang Pengatur Hidup. Ilmu manajemennya tidak perlu diragukan lagi. Selalu berbuat baik dan berbuat baik meskipun tak pernah dianggap. Apalah anggapan sesama mahluk hanya berpotensi menambah ujub. Biarlah semua kebaikan cukup tercatat rapi di kitab amal. Catatan sempurna.
Hidup tak selamanya indah tapi bahagia bisa selalu bisa diciptakan.
Komentar
Posting Komentar